Selasa, 04 Januari 2011

Asuhan Keperawatan Ketoasidosis Diabetes

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA
Dengan
KETOACIDOSIS DIABETES


Komplikasi lanjut dari IDDM / NIDDM
Bisa berkembang dalam beberapa hari / jam
Sering terjadi pada DM yang tidak terdiagnosa atau DM yang tidak terkontrol.
Penyebab lain : infeksi, stress emosional, penyakit kronik (stress > meningkatkan ketoacidosis hormon insulin  meningkatkan kebutuhan insulin)

Gambaran klinis:
Bervariasi
Dehidrasi
Membran mukosa kering
Kulit pucat.
Turgor kulit jelek.
Hipotensi.
Tachikardia.
Urine output menurun
Gangguan pada gastro intestinal : mual, muntah
Nyeri abdomen
Penurunan kesadaran.
Napas kusmaul, frutty

Intervensi Umum:
Monitor tanda klinis & lab (GD, AGD _ E) / jam
Tujuan Utama : menurunkan gula darah, koreksi dehidrasi dan ketidak seimbangan elektrolit.
Tindakan penanganan tidak boleh ditunda.
NGT  cegah aspirasi pada penurunan kesadaran.
Kateter urine  jika tidak BAK spontan.
EKG
Beri therapi oksigen jika perlu.
Insulin:
Short acting
Jumlah  tergantung kondisi (BB)
Dewasa :
- Jumlah awal 10 U bolus IV 
- Dilanjutkan 5 - 10 U /jam IV (50 U RI dalam 500 cc cairan fisiologis)  tetesan bergantung dari hasil Gula darah, RI infus diberikan sampai fase akut ketoasidosis hilang.
- Jika keadaan stabil  cairan peroral & RI subcutaneus.

Cairan:
Cairan infus sesegera mungkin untuk ,menurunkan dehidrasi
Cairan yang diberikan:
- NaCL 0.9 %  jika diketahui terjadi kehilangan cairan intravaskuler.
- NaCL 0.45 %  jika diketahui konsentrasi plasma semakin meningkat.
Sangat tergantung dari status dehidrasi pasien  monitor ketat status k ~ cairan
Protokol:
- 1 jam pertama : 1000 cc NaCL 0,9 % / 0,45 %.
- Lanjut 200 - 400 cc / jam
- # dalam 18 - 24 jam : 4 - 8 liter.
- Pada saat GD mencapai 250 mg /dl  beri dekstros 5 % (cegah hipovolemi)
Pada lansia dengan oliguria  CVP (cegah overhidrasi)

Elektrolit:
Koreksi Na dengan infus NaCL 0,9 %
K
KCL yang diberikan 20 - 40 mEq/L
Koreksi BicNat hanya pada pH

INTERVENSI KEPERAWATAN:
Gangguan kesadaran:
Monitor kesadaran
Suction oral.
Pergantian posisi  cegah aspirasi.
Beri posisi " good alignment"

Gangguan K eseimbangan cairan:
Monitor I/O
Yakinkan pemberian rehidrasi
Monitor CVP.
Kaji adanya over load : auskultasi, JVP, Peningkatan CVP

Gangguan keseimbangan elektrolit
Monitor laboratorium & tanda klinis ketat (AGD + E)
Monitoring EKG :
- hiperkalemia : aritmia, gel T memuncak, gelombang P hilang.
- Hipokalemi : aritmia, Gel T inversi, Gel P flat.

ASKEP KLIEN DENGAN KEGAWATAN SISTEM ENDOKRIN


Hiperglikemia:
HHNKS
Klien mengalami hiperglikemi dan hiperosmolalitas tanpa disertai ketoasidosis.
Terjadinya hiperglikemi  intrasel dehidrasi.
Terjadinya dehidrasi.
Angka kesakitan pada usia setengah baya dengan DM type II
Angka kematian >

ETIOLOGI
Tidak adekuat insulin (DM Tipe II)
Tidak kemp. Riwayat DM.
Infeksi (sepsis, pancreatitis, luka bakar dll.)
Stress.
Pemakaian obat-obat (glukokortikoids, phenytion, β - bloker, cimetidine dll)


Patofisiologi:

Defisiensi insulin

Penurunan pemakaian glukosa, sehingga
Terjadi peningkatan glukoneogenesis

Hiperglikemia.

Osmitik diuresis

Dehidrasi intrasel.
Glukosuria
Kehilangan cairan dan elektrolit.
Peningkatan serum osmolalitas.
Penurunan fungsi renal ( BUN meningkat

shock

Gejala:
Kehilangan air dan natrium ekstraseluler >>
 kegagalan mekanisme haus, sehingga intake peroral menurun
Kadar Na2+, glukosa >> = 2000 mg / dl dan osmolalitas yang sangat tinggi
Tanda dehidrasi intravaskuler:
a. hypotensi (ortostatik)
b. tachikardia.
c. Membran mukosa kering
d. Turgor kulit menurun.
e. Kulit kering
Somnolen, ngantuk, coma
Tanda neurologis  reflek babinski (+)
Aphasia, paresis.



MANIFESTASI DKA DENGAN HHNKS
DKA HHNKS
Phato:
Defisiensi insulin, dehidrasi sel, asidosis, katabolisme protein


Riwayat Kesehatan:
DM type I

Gejala:
Cepat
Kulit kering
Membran mukosa kring
Pernapasan kusmaul.
Neusea, vomiting, anoreksia

Hasil lab:
Glukosa darah 675 mg / dl
PH darah
Penurunan bicarbonat.
Urine ketoasidosis (+)
Hiperkalemia
Defisiensi insulin, hiperosmolalitas, gangguan fungsi ginjal.


DM type II


Sering tertipu.
Kulit kering
Membran mukosa kering
Pernapasan dangkal.
Gejala nuerologi


Glukosa darah>1000 mg/dl
PH darah > 7,30
Bicarbonat > 15 mEq / dl.
Urine ketoasidosis (-)
Hipernatremia

DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Defisit volume cairan b.d. hiperglikemia dan diuresis osmotik, muntah.
2. Gangguan pertukaran gas b.d pernapasan kusmaul.
3. Gangguan persepsi sensori b.d metabolik dan elektrolit yang abnormal.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d asidosis, muntah

INTERVENSI:
Pernapasan
a. Kaji ABC
b. Pemberian O2.
c. Beberapa kasus klien dipasang intubasi
d. Pencegahan aspirasi, kepala >> tinggi
e. suction
Cairan:
a. monitor tanda-tanda hypovolemik dan tanda vital.
b. Monitor pengeluaran urine / jam
c. Monitor CVP tiap 15 menit
d. Monitor kesadaran, status neurologi, respon motorik.
e. NaCl 0,9 %  hipotennsi dan shock  mengembalikan defisit volume ekstravas. Diberikan 1000 – 2000 cc pada jam pertama.
f. TD normal  hypotonik salin 0,45 %  mengembalikan defisit vol intravaskuler.
Tujuan pemberian cairan untuk mengatasi 8 jam pertama, ½ bagian cairan yang diberikan dihabiskan 16 jam ke dua dan sebagai haemodinamik diberikan 150 – 250 ml/ jam
Insulin
a. menurun kadar glukosa mencagah terjadinya hypokalemia.
b. Diberikan via infus 0.1 s/d 0.2 U / kg / jam  kadar gula turun 50 – 100 mg / dl / jam
c. Glukosa darah diperiksa setiap 1 – 2 jam
Elektrolit
pemberian potasium, phospate, clorida, mg2+ diberikan selama pemberian insulin.
Pemberian potasium 400 – 600 mEq setiap pemberian 20 – 40 mEq dalam cairan infus.
Penurunan potasium  gangguan pernapasan dan jantung.
Phospate tidak diberikan pada klien yang mengalami gangguan ginjal  hiperphospatemia.
Pemberian Mg2+  1 – 2 gram dalam larutan 10 % lewat IV dalam waktu 15 – 30 menit.





HYPOGLIKEMIA
Etiologi:
Pemberian insulin tidak dikontrol.
Konsumsi alkohol.
Kurang gizi.
Penurunan fungsi hati.
Pemakaian obat  aspirin, haloperidol.
Gangguan hormon.

Pathofisiologi:
Peningkatan pemakaian glokosa
Dari pada produksi glokosa peningkatan hormon insulin
( glukagon, epinefrin, kortisol,
Serum glukosa Hormon pertumbuhan

Penurunan glukosa di otak aktifitas saraf simpatis

- sakit kepala - tachikardia
- iritability, paraesthesi - diaphoresis
- gangguan statusmental - dilatasi pupil
- seizure - pucat

jangka panjang merusak otak

Diagnosa keperawatan:
1. Gangguan elektrolit : hipoglikemia b.d excess sirkulasi insulin
2. Resiko terjadinya injuri.
3. Kurangnya pengetahuan

Intervensi:
1. Kaji adanya : - penurunan kesadaran
- kelemahan
- berkeringat
- bingung
- tachikardi
2. Cek gula darah 1 – 2 jam
3. Berikan 10 – 20 gr karbohidrat
4. Glukosa diberikan IV  dex. 5 % tidak bisa diberikan peroral.
5. Berikan 1 mg glokosa  IM
6. Infus dextrosa 10 % dapat diberikan apabila kadar glokusa darah 100 – 200 mg / 100 dl
7. Pemeriksaan EKG selama phase akut
8. Kaji tanda-tanda neurology.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket